E c o n o m i c   N e w s 



 
Sajian Utama

Tujuh Faktor Sukses Perusahaan Baru

Fakta menunjukkan, 80%-90% usaha baru -- terutama skala kecil dan menengah -- tidak dapat mencapai pertumbuhan yang diinginkan, atau sulit bertahan dalam 1-2 tahun sejak didirikan. Kajian terhadap usaha-usaha baru tersebut semakin mengukuhkan setidaknya ada 7 faktor yang menentukan keberhasilan mereka. Berdasarkan panel ahli SWA, Darwin Silalahi dari Booz.Allen & Hamilton Indonesia menformulasikannya sebagai berikut.

  1. Strategic Intent. Ini adalah pernyataan visi dan misi yang mencerminkan tujuan utama dan aspirasi para pendirinya. Perusahaan yang berhasil adalah yang mampu menerjemahkan visi dan misinya dalam praktek manajemen yang efektif dan optimal. Artinya, baik para pendiri perusahaan maupun manajemen memiliki pemahaman dan bahasa yang sama, sehingga terhindar dari keputusan-keputusan yang ambivalen, tidak konsisten, atau bahkan kontradiktif.

    Perusahaan yang didirikan dengan tujuan meraup keuntungan jangka panjang atau membuka pasar baru, umpamanya, jelas membutuhkan komitmen seluruh shareholder untuk menyediakan dana yang cukup selama perusahaan berada dalam mode investasi. Sebaliknya, perusahaan yang bertujuan memperoleh keuntungan jangka pendek atau ingin menciptakan lapangan kerja atau meraup kapital di pasar modal, memerlukan modus operasi maupun implikasi-implikasi yang berbeda-beda pula.

  2. Governance. Kesanggupan mengambil keputusan penting dalam waktu cepat dan tepat merupakan nilai lebih yang dapat diunggulkan perusahaan baru. Apalagi dalam situasi sekarang, di mana perubahan berlangsung begitu cepat, tidak hanya perubahan pasar, tapi juga perubahan regulasi, industri, maupun iklim kompetisi, menuntut perusahaan bergerak tanggap mengantisipasi keadaan. Dan hanya perusahaan yang menjunjung tinggi transparansi dan memiliki manajemen yang bersih yang bisa mengatasinya.

  3. Funding. Jauh lebih sulit bagi perusahaan baru meminta tambahan modal dari investornya -- baik berupa ekuitas maupun pinjaman dari kreditor -- ketimbang memperoleh modal awalnya. Permintaan tambahan modal bagi perusahaan baru, biasanya malah mengundang kernyitan dahi dari para investor.

    Karena itu, perencanaan keuangan yang baik akan sangat menentukan keberhasilan usaha baru. Misalnya, dalam perencanaan keuangan diperhitungkan pula kebutuhan modal untuk bertahan dalam jangka waktu yang diperlukan sebelum akhirnya memperoleh keuntungan. Modal awal itu diperhitungkan dengan membuat proyeksi cash flow setiap bulan dengan memperhatikan kebutuhan dana terbesar dalam masa kritis perusahaan.

  4. Business plan. Bagaimanapun, rencana usaha merupakan gambaran formal dari visi, misi dan target usaha yang didirikan. Dari perencanaan bisnis itu akan muncul proyeksi dan asumsi pengembangan bisnis yang dijalankan, serta faktor-faktor eksternal dan internal yang mempengaruhinya.

    Perusahaan baru akan berhasil jika memiliki perencanaan bisnis yang mantab. Artinya, mampu melakukan proyeksi demand, pangsa pasar, harga produk/jasa yang ditawarkan, regulasi biaya operasional, hingga investasi seefisien dan serealistis mungkin. Apalagi di tengah persaingan yang demikian dahsyat, keunggulan mengembangkan strategi bisnis dalam perencanaan usaha menjadi nilai lebih yang istimewa.

  5. Management team. Kapabilitas dan pengalaman adalah dua unsur utama dalam tim manajemen yang andal. Studi mengenai valuasi dari perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat menunjukkan, tim manajemen, khususnya manajemen puncak, sangat menentukan nilai perusahaan. Malah, tak jarang ditemukan, nilai seorang CEO dan tim manajemennya memberikan kontribusi sampai 30% dari valuasi suatu perusahaan.

    Tim manajemen yang solid dan terpercaya, biasanya memiliki kesamaan visi dan tujuan, sehingga penentuan strategi dan kebijakan perusahaan dapat berjalan optimal.

  6. Execution. Suatu rencana baru memiliki nilai jika sudah dilaksanakan. Begitu pula perencanaan bisnis, baru tampak kualitasnya jika dilaksanakan dengan benar. Sebaliknya, betapapun bagus dan realistis rencana bisnis itu, jika tidak diikuti dengan eksekusi yang memadai, hasilnya sama saja: tidak ada artinya.

    Maka, dibutuhkan orang-orang yang memiliki kemampuan teknis dan pengalaman lapangan untuk posisi-posisi kunci, seperti pemasaran, keuangan, produksi dan sumber daya manusia. Selain itu, tanpa passion, kreativitas, disiplin, fokus dan komitmen yang kuat dari manajemen, sulit diharapkan pekerjaan berhasil dengan cemerlang.

  7. Timing. Ini adalah kemampuan mempertimbangkan saat tepat ketika memasuki usaha baru. Tidak ada gunanya berinvestasi besar-besaran jika ternyata pasar terlalu embryonic. Dalam hal ini, tidak harus terpaku pada feeling. Justru yang terpenting, kepekaan membaca bisnis yang dilakoninya. Tentu, jangan sampai terlambat masuk pasar hingga kehilangan momentumnya; atau terlalu cepat masuk pasar yang ternyata pasarnya sendiri belum disiapkan. (sumber : swanet.com)




Back